Senin, 03 November 2014

HARTA DAN MASALAHNYA



Harta atau kekayaan sering kali dijadikan ukuran kesuksesan seseorang. Orang kaya mempunyai harta banyak, disebut orang yang sukses. Sebaliknya orang miskin hanya mempunyai harta sedikit, disebut orang yang gagal. Memang tidak salah kalau sukses hanya dikaitkan dengan upaya pengumpulan harta.
Tapi sebenarnya baik orang kaya maupun orang miskin sama-sama mempunyai masalah dengan hartanya. Orang kaya, sepanjang hidupnya bekerja untuk mengumpulkan harta. Ketika hartanya sudah mulai terkumpul, dia harus mengelola dan mengamankan harta itu.
Pengelolaan yang terbaik adalah membagi harta itu. Pertama tentu saja untuk keperluan hidup keluarga; biaya hidup, pendidikan dll. Biaya hidup disini adalah yang benar-benar untuk hidupnya. Keperluan rumah, keperluan makan, keperluan transportasi dan kesehatan seperlunya. Seperlunya, bukan untuk keperluan sampai tujuh keturunan. Misalkan walaupun mempunyai lima buah mobil, yang digunakan tentu hanya satu. Walaupun mempunyai enam rumah yang ditempati hanya satu.
Kedua menyerahkan kepada yang berhak atas harta itu, berupa zakat. Zakat fitrah umumnya jarang terlewatkan. Tapi zakat mall yang hanya 2,5 % dari kekayaan, masih sering belum terlaksana.
Yang ketiga membelanjakan di jalan Allah. Bagian yang ketiga inilah saebenarnya harta yang kekal. Harta yang benar-benar dimiliki,  yang akan terus dibawa mati.
Orang kaya selalu khawatir dengan hartanya. Dia selalu berpikir untuk menyelamatkan hartanya, jangan sampai hilang karena dicuri atau terbakar. Ketika meninggal tidak ada harta yang dibawa. Mobil, rumah, perusahaan, investasi semua ditinggal, menjadi bagian ahli warisnya. Kecuali harta yang telah dibelanjakan di jalan Allah
Dari sini sudah tampak. Usahanya bekerja untuk mengumpulkan harta hanya sia-sia, kalau harta yang terkumpul tidak dikelola dengan baik.
Puncak permasalah adalah pada hari perhitungan nanti. Orang kaya harus bertanggungjawab atas hartanya. “Dari mana dan untuk apa hartamu.” Inilah pertanyaan yang akan didengar nanti.
Bagaimana  dengan orang miskin? Masalah yang dihadapi oleh orang miskin tidak sedikit. Dia tidak mampu menyantuni anak yatim. Tidak mampu berpartisipasi dalam pembangunan tempat ibadah. Bahkan tidak mampu melaksanakan rukun Islam yang ke lima. Karena harta yang dimiliki memang tidak banyak. Akhirnya, yang harus dipertanggungjawabkan juga tidak banyak.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar