Senin, 01 Desember 2014

ULANGAN DAN KORUPTOR



Pada akhir bulan Desember ini, putra-putri kita akan menerima raport semester ganjil. Kemudian dilanjutkan dengan libur semester. Sebelum menerima raport tentunya didahului dengan kegiatan ulangan. Ulangan akhir semester. Tujuan utama dilaksanakannya ulangan adalah untuk mengukur hasil belajar siswa.
Ternyata selain untuk mengukur hasil belajar, ulangan dapat juga digunakan untuk membentuk sikap siswa. Pelaksanaan ulangan yang tertib, tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berbuat curang. Siswa  akan mengerjakan sesuai dengan kemampuannya. Tidak mencontek atau melihat catatan.
Tentu saja bagi siswa yang sudah belajar dengan baik, akan percaya diri. Dengan tenang mengerjakan ulangannya. Sebaliknya, siswa yang belum siap tentu akan gelisah. Berusaha lirik kiri, lirik kanan, mencari contekan atau berusaha melihat catatan.
Dalam menghadapi ulangan, peran orang tua sangat diperlukan. Sebelum dilaksanakannya ulangan, sebagai kegiatan harian orang tua harus mengawasi putra-putrinya agar rajin belajar. Tidak mungkin siswa dapat mengerjakan ulangan dengan baik tanpa belajar.
Siswa yang sudah belajar dengan baik. Akan mengerjakan ulangan dengan tenang, penuh percaya diri. Jujur. Tanpa nyontek kiri, nyontek kanan. Tanpa melihat catatan. Pelaksanaan ulangan yang  jujur ini bila dibiasakan akan tertanam menjadi kebiasaan. Selanjutnya menjadi sikap jujur. Sikap jujur ini akan dibawa terus sampai dewasa. Orang yang mempunyai sikap jujur tidak akan berbuat curang, misalnya korupsi.
Sehingga ulangan yang tertib, bisa membentuk manusia yang jujur. Manusia jujur tidak akan korupsi. Ulangan yang tertib menghambat  lahirnya koruptor.
Guru perlu mengupayakan pelaksanaan ulangan yang tertib. Ulangan yang tertib bisa terlaksa dengan kerja sama antara guru dan orang tua. Guru melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif dan orang tua mengawasi putra-putrinya yang belajar di rumah.