Hari Rabu yang lalu, Tuan Putri
pulang awal karena ada UTS. Tadi pesan minta dijemput pukul 12.30. Kebetulan
saya bisa ke perpustakaan dulu. Pukul 10.00 saya berangkat, mampir ke
perpustakaan. Kemudian sholat dhuhur di masjid al Mafiroh. Ternyata saya salah
melihat jam. Begitu masuk ke halaman masjid, azan sudah berkumandang. Akhirnya
sholat jamaah terlambat satu rokaat.
Yang menarik, di depan saya ada
seorang bapak atau lebih tepat seorang kakek. Baju dan celananya putih. Setelah
selesai sholat sunah ba’diah dhuhur kakek tadi menghampiri tas yang ada di
samping saya (saya di saft III paling kanan). Mengambil tas tadi, mencari
tempat duduk dan membuka tasnya. Mengeluarkan al Quran kemudian membacanya.
Sepertinya, kegiatan itu sudah istiqomah dilakukan kakek tadi.
Memang sebagai umat Muhammad,
harus menganggap al Quran adalah
sahabatnya. Setiap muslim berkewajiban untuk membaca, mempelajari,
mengamalkan kemudian mengajarkan al Quran.
Membaca, mempelajari, mengamalkan
dan mengajarkan ini adalah tingkatan memperlakukan al Quran bagi umat muslim.
Tingkatan yang paling rendah adalah membaca. Orang yang sudah bersahabat dengan
al Quran akan istiqomah setiap hari membacanya. Dengan waktu khusus yang
memang disediakan untuk membaca. Akan lebih baik bila dilakukan setiap selesai
sholat wajib. Bukan hanya menggunakan waktu yang tersisa saja.